Teori Aliran Klasik dan
Teori Marxis
Teori Klasik
Kebijaksanaan
Pasar Bebas.Ahli Ekonomi Klasik meyakini adanya perekonomian persaingan
sempurna pasar bebas yang secara otomatis bebas campur tangan pemerintah.Yang
memaksimumkan pendapatan nasional adalah “tangan-tangan tak kelihatan”.
Semua kaum
klasik memandang pemupukan modal sebagai
kunci kemajuan,karena itu pentingnya arti tabungan dalam jumlah
besar.Hanya pemilik modal dan tanah yang
mampu untuk menabung,kelas pekerja tak mampu menabung karena mereka hanya
merangsang investasi,semakin besar keuntungan semakin besar pula akumulasi
modal dan investasi.
Keuntungan cendrung menurun,ini terjadi apabila persaingan
untuk menghimpun modal antarkapitalis meningkat.
Keadaan stationer,semua ahli ekonomi klasik meramalkan
timbulnya keadaan stationer pada akhir proses pemupukan modal.Sekali keuntungan
mulai menurun,proses ini akan berlangsung terus sampai keuntungan
nol,pertumbuhan penduduk dan pemupukan modal terhenti dan tingkat upah mencapai
tingkat kebutuhan hidup minimal.
Malthus
tunjukan adanyakorelasi antara pertumbuhan penduduk dan persediaan
makanan,menurutnya pertumbuhan penduduk dibiarkan tak terkendali maka akan
melampaui pertumbuhan modal dan sarana kebutuhan hidup,Ricardo dan malthus
melihat pertumbuhan penduduk dan kemerosotan pertumbuhan modal akibat dari
bekerjanya hukum “hasil yang semakin menurun” sebagai penghalang akhir pembangunan
ekonomi.
Penilaian
Teori kalsik yang abstrak dan
sederhana tak lepas dari kritik :
1. Mengabaikan kelas menegah,teori
ini abaikan peranan kelas menengah yang beri dorongan pada pertumbuhan
ekonomi,tak terpikirkan oleh mereka sumber utama tabungan dinegara maju adalah
para penerima pendapatan dan bukan pemilik harta.
2. Lalaikan sektor publik,mereka
gagal mengakui peranan penting dipegang sektor publik dalam mempercepat
akumulasi modal pada tahun-tahun terakhir ini.
3.Meremehkan teknologi,kenaikan
produksi timbul dari tambahan modal dan peningkatan pembagian kerja,penemuan
besar revolusi industri dianggap tak biasa,tapi
pada akhirnya waktu dampak kemajuan teknologi terkuras habis,hukum
penurunan hasil berlaku dan perekonomian bergerak menuju kekeadaan stationer.
4. Hukum yang tak realistik,pandangan
pesimis para ahli ekonomi klasik seperti Ricardo dan Malthus,ini didasarkan
pada asumsi berlakunya hukum penurunan hasil dan teori kependudukan
malthus,telah disangkal oleh kecendrungan penduduk yang berlaku dinegeri
barat,berlawanan dengan prinsip malthus,penduduk ternyata tak berkembang
sebegitu cepat sehingga lampaui persediaan makanan,dipihak lain produktifitas
pertanian telah lebih cepat dariapada pertumbuhan penduduk.
5.Pemikiran
keliru mengenai upah dan keuntungan,upah ternyata tak cendrung menuju ketingkat
hidup minimal,kenaikan upah terus terjadi tanpa kurangnya tingkat keuntungan
6. Proses
pertumbuhan penduduk yang tidak realistik,teori klasik asumsikan suatu keadaan
mandek(stationer) dimana ada perubahan disekitar titik equilibrium,penjelasan ini
ternyata tak memuaskan karna sepeti yang terlihat sekarang proses pertumbuhan
ekonomi tak berjalan mulus tapi dengan melompat-lompat.
Teori Marx
Marx
menyumbang teori pembangunan ekonomi
dalam tiga hal :
Dalam arti luas memberikan penafsiran sejarah dari sudut
ekonomi,dalam ati sempit merinci kekuatan yang dorong perkembangan kapitalis
dan menawarkan jalan tentang pembangunan ekonomi terencana.
Hubungan
produksi berhubungan dengan struktur kelas masyarakat ang ditandai secara khas
oleh komponen berikut :
1. Organisasi buruh dalam bentuk pembagian kerja dan kerja
sama
2. Lingkungan geografis dan pengetahuan tentang pemanfaatan sumber
dan bahan
3. Proses dan sarana teknik dan keadaan ilmu pengetahuan pada
umumnya.
Menurut Marx
setiap struktur kelas masyarakat terdiri dari kelas “pemilik tanah” dan “ bukan
pemilik tanah”.Marx gunakan teori nilai lebih sebagai basis ekonomi bagi “perjuangan
kelas” didalam kapitalisme dan atas dasar teori inilah ia membangun
suprastruktur analisa pembangunan ekonominya.
Motif utama
kapitalis tersebut adalah untuk tingkatkan nilai lebih guna memperbesar
keuntungan,ia mencoba maksimalkan keuntungan melalui tiga cara :
1. Dengan
memperpanjang jam kerja agar tingkatkan jam kerja “tenaga lebih”.
2. Dengan
kurangi jumlah jam yang diperlukan untuk menghasilkan makanan buruh
3. Dengan
tingkatkan tenaga yaitu tingkatkan produktifitas tenaga
Dari ketiga
cara itu menurut Marx peingkatan produktivitas kerja adalah pilihan kapitalis
yang paling mungkin,maka dari itu agar dapat tingkatkan produktivitas
tenaga,para kapitalalis itu menabung nilai lebuh tersebut,berinvestasi kembali
dalam rangka peroleh modal yang banyak dan demikian merupakan penumpukan modal.
Keuntungan
ditentukan jumlah modal kata Marx,modal yang ditanamkan dalam persediaan atau bahan mentah atau peralatan yang secara langsung menunjang produktivitas
tenaga kerja,disebut marx modal konstan (c).modal diperuntukan bagi
pembelian tenaga kerja dalam bentuk upah
atau nafkah hidup langsung disebutnya
modal variabel (v),nilai lebih ditandai (s).
Jadi nilai
total produk (w) = (c) + (v) + (s) atau (c+s) + v
Marx membagi output total ekonomi (w) dalam 2 bagian,yang
pertama berhubungan dengan produksi barang modal dan kedua, berhubungan dengan
produksi barang konsumsi dinyatakan sbb:
W1 =
C1 + V1 + S1
W = C + V + S
Marx
menjelaskan kecendrungan jatuhnya
tingkat keuntungan dalam persamaan sbb:
r = s = s/v
c+v 1+c/v
Ket: tingkat keuntungan (r) berubah secara terbalik dengan
komposisi organik modal (c/v) dan berubah secara langsung dengan tingkat nilai
lebih (s/v),dengan begitu tingkat keuntungan (r) naik dengan tingkat nilai
lebih s/v dan jatuh dengan komposisi organik modal c/v.
Dalam
tulisannya Marx menyebutkan krisis selalu merupakan titik awal investasi baru
yang lebih besar,maka dari itu meurut pandangan masyarakat secara keseluruhan
krisis kurang lebih adalah suatu basis
material yang baru bagi siklus balik berikutnya,tapi ini menuju pada titik bencana
yang sama:persaingan dalam dapatkan buruh,upah yang tinggi,pemesinan yang hemat
tenaga,pengurangan nilai lebih,kemerosotan tingkat keuntungan,persaingan yang
besar dan keruntuhan.
Kelemahan teori Marx :
1.
Nilai
lebih tak realistis,keseluruhan analisa marx dibentuk berdasarkan teori nilai
lebih,tapi dalam kenyataan kita tak berhubungan dengan nilai tapi dengan harga
yang berwujud dan nyata.
2.
Marx-Nabi
Palsu,Marx merupakan peramal palsu,evolusi masyarakat sosialis tak sesuai
dengan ramaaln Marx,negara yang anut ramalan marx merupakan negara yang
perkembangan kapitalis tertinggal di belakang,semua negara komunis,sampai
sekarang miskin.
3.
Kemajuan
teknologi bermanfaat dalam tingkatkan pekerjaan,pandangan ini berlebihan karna
kemajuan teknologi dalam jangka panjang justru lebih banyak ciptakan kesempatan
kerja,tingkatkan permintaan dan perbesar pendapatan.
4.
Kecendrungan
jatuhnya keuntungan tak benar,ia tak melihat bahwa penemuan teknologi merupakan
juga tabungan modal,dengan turunya rasio modal output,meningkatnya
produktivitas dan total output,keuntungan dapat naik dengan upah buruh.
5.
Marx
tak pahami fleksibilitas kapitalisme,Marx tak menyangka munculnya demokrasi
politik sebagai pelindung dan pelestari kapitalisme,demokrasi sebagai suatu
sistem politik telah buktikan kekenyalan dan kemampuan diri kapitalisme dalam
hadapu perubahan waktu
6.
Teori
siklus Marx adalah salah,Marx tak menyadari
dengan pembangunan ekonomi bagian dari upah dalam pendapatan agregat
tidak harus menurun juga permintaan barang konsumsi,menurut Schumpeter adalah
tidak cocok untuk tujuan tersebut,karena kedua tiang penyangganya adalah :
(a). Teori nilai tenaga buruh
(b). Versi yang dimodifikasi tentang
teori upah minimal,Marx ternyata menganalisa permasalan pertumbuhan dengan alat
bantu yang pada dasarnya cocok bagi nanlisa ekonomi statis.
Teori Marx dengan
negara terbelakang
Teori Marx tidak bisa diterapkan langsung dinegara berkembang,Marx
khususnya hanya memperhatikan permasalan yang berkaitan dengan pembangunan
kapitalisme di dunia barat,kegagalan Marx untuk sadari adanya tekanan
penduduk,membuat teorinya tak bisa diterapkan dinegara terbelakang yang
berpenduduk sangat padat,tapi beberapa variabel dalam analisanya memang
benar-benar ada dalam perekonomian serupa,dinegara terbelakang yang sampai kini
dibawah pemerintah kolonial,tenaga buruh dieksploitir demi keuntungan negara
penjajah.
Sejumlah
negara berkembang, seperti India,Republik Persatuan Arab,Burma,dan Ghana
menerapkan skema bagian Marx tersebut dalam rencana pembangunannya,lebih
menekankan pertumbuhan bagian 1 dibandingkan bagian 2,strategi dasarnya adalah
untuk tingkatkan investasi dalam industri barang modal dan jasa,dan untuk
tingkatkan persediaan barang konsumsi dengan tingkatkan investasi dan produksi
sektor pertanian dan usaha kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar