Penawaran Tenaga Kerja
A.
Konsep Penawaran
Penawaran adalah suatu hubungan antara
harga dan kuantitas. Apabila kita
menyebutkan soal penawaran suatu komoditi, maka ia merupakan hubungan antara
harga dan kuantitas komoditi itu yang para pemasok siap untuk
menyediakannya. Sehubungan dengan tenaga
kerja, penawaran adalah suatu hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga
kerja yang para pemilik tenaga kerja siap untuk menyediakannya. Secara khusus, suatu kurva penawaran
melukiskan jumlah maksimum yang siap disediakan pada setiap kemungkinan tingkat
upah untuk periode waktu. Sebagai
alternatif, kurva penawaran tenaga kerja dapat dipandang, bagi setiap
kemungkinan jumlah tenaga kerja, sebagai tingkat upah minimum yang dengan
tingkat itu para pemilik tenaga kerja siap untuk menyediakan jumlah yang khusus
itu. Salah satu dari kedua pandangan
itu, penawaran tenaga kerja harus ditinjau sebagai suatu skedul alternatif yang
diperoleh pada suatu titik waktu tertentu yang telah ditetapkan.
Penawaran tenaga
kerja tergantung pada tiga faktor kunci:
·
jumlah penduduk
·
jumlah jam kerja rata-rata
·
partisipasi angkatan kerja.
B.
Penawaran Tenaga Kerja dalam Jangka Pendek
Jumlah tenaga
kerja keseluruhan yang disediakan bagi suatu perekonomian tergantung pada (1)
jumlah penduduk, (2) persentase jumlah penduduk yang memilih masuk dalam
angkatan kerja, dan (3) jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan
kerja. Lebih lanjut, masing-masing dari
ketiga komponen ini dari jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan
tergantung pada upah pasar. Jadi, dengan
segera kita dapat melihat bahwa penawaran tenaga kerja secara intern merupakan
suatu gejala yang rumit. Walaupun
demikian, kita dapat membuat pemahaman lebih lanjut tentang penawaran tenaga
kerja dengan membuat suatu asumsi penting yang disederhanakan yang akan kita
pakai dalam bab ini, yaitu penduduk tertentu.
Jadi, dalam bab ini akan dianalisis bagaimana suatu persentase jumlah
penduduk tertentu yang memilih masuk ke dalam angkatan kerja maupun jumlah jam
kerja yang ditawarkan oleh para angkatan kerja, keduanya tergantung pada upah
pasar. Inilah studi tentang penawaran
tenaga kerja dalam jangka pendek.
Jangka pendek
dimaksudkan sebagai periode waktu dimana tidak mungkin dilakukan sejumlah
penyesuaian dan sejumlah keadaan tidak dapat diubah. Dalam bab ini kita pun membuat asumsi yang
sama. Kita mengasumsikan suatu jangka
waktu di mana individu dalam penduduk yang telah tertentu jumlahnya tidak dapat
mengubah jumlah modal manusia. Jadi,
kita berasumsi yang paling penting bahwa keterampilan anggota-anggota rumah
tangga itu telah tertentu. Selanjutnya,
menutup kemungkinan terhadap penyesuaian-penyesuaian yang lain, seperti migrasi
yang memungkinkan individu dapat melakukan perubahan upah. Maka apa yang kita teliti ialah bagaimana
individu dalam suatu jumlah penduduk tertentu dengan keterampilan tertentu
memilih jumlah jam kerja terbaik yang akan ditawarkan ke dalam kegiatan pasar
sehingga dapat memaksimalkan utilitas total dan bagaimana individu menyesuaikan
jam kerja yang mereka sediakan apabila keadaan ekonomi berubah.
C.
Penawaran Tenaga
Kerja dalam Jangka Panjang
Analisis jangka
panjang tentang penawaran tenaga kerja memperkenalkan kepada individu waktu
yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian yang lebih lengkap terhadap
perubahan-perubahan kendala. Jadi analisis
jangka panjang tentang penawaran tenaga kerja memperkenalkan kepada individu
waktu yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian yang lebih lengkap terhadap
perubahan-perubahan dalam lingkungan hidup.
Suatu penyesuaian akan bersifat sekuler (atau berjangka panjang) dalam
perubahan-perubahan partisipasi angkatan kerja.
Meskipun tingkat partisipasi angkatan kerja pada keseluruhan telah
menunjukkan kecendrungan yang relatif konstan dalam abad ini, namun terdapat
pergeseran yang dramatik dalam soal umur dan komposisi jenis kelamin dalam
angkatan kerja. Terutama terdapat
penambahan yang besar dalam tingkat partisipasi angkatan kerja di kalangan
wanita yang telah menikah dan penurunan dalam tingkat partisipasi kaum pekerja
yang berusia lanjut, berusia anak-anak, dan berusia lebih muda.
Kurva Penawaran Tenaga Kerja
Kurva penawaran tenaga kerja yaitu hubungan antara jam
kerja dan tingkat upah. Misalkan seseorang akan memasuki pasar kerja jika upah
yang ditawarkan melebihi dari upah reservasi (ŵ). Pada tingkat upah diatas upah
reservasi, kurva penawaran tenaga kerja memiliki slope positif sampai pada
titik tertentu. Keadaan selanjutnya akan berubah jika seseorang
kesejahteraannya sudah baik atau mempunyai suatu keahlian yang lebih dan jumlah
jam kerja yang ditawarkan semakin berkurang pada saat upah meningkat yang
mengakibatkan slope kurva penawaran tenaga kerja menjadi negatif. Kurva ini
disebut kurva penawaran tenaga kerja melengkung ke belakang (backward
bending labour supply curve).
Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan bagi
suatu perekonomian tergantung pada jumlah penduduk, persentase jumlah penduduk
yang memilih masuk dalam angkatan kerja, dan jumlah jam kerja yang ditawarkan
oleh angkatan kerja. Lebih lanjut, masing-masing dari ketiga komponen dari
jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar.
Jangka pendek dalam penawaran tenaga kerja yaitu jangka waktu dimana individu
dalam penduduk yang telah tertentu jumlahnya tidak dapat mengubah jumlah modal
manusia. Sehingga asumsi yang digunakan ketrampilan dari individu telah
tertentu. Selanjutnya, menutup kemungkinan terhadap penyesuaian-penyesuaian
yang lain, seperti migrasi yang memungkinkan individu dapat melakukan perubahan
upah. Sedangkan jangka panjang dalam penawaran tenaga kerja yaitu penyesuaian
yang dilakukan individu untuk memaksimalkan utilitas dalam jumlah tenaga kerja
yang mereka sediakan apabila kendala upah pasar dan pendapatan mengalami
perubahan. Suatu penyesuaian akan bersifat jangka panjang dalam perubahan-perubahan
partisipasi tenaga kerja. Terutama terdapat penambahan yang besar dalam tingkat
partisipasi angkatan kerja di kalangan wanita yang telah menikah dan penurunan
dalam tingkat partisipasi kaum pekerja yang berusia lanjut, berusia anak-anak,
dan berusia lebih muda. Penyesuaian lainnya ialah dalam bentuk jumlah penduduk.
Suatu analisis jangka panjang tentang penawaran tenaga kerja menjajaki hubungan
antara kesuburan (fertilitas) dan perubahan jangka panjang dalam upah pasar
pendapatan.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah suatu
indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif
secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam
periode survei. Beberapa indikator yang dapat mengambarkan partisipasi angkatan
kerja yaitu:
1) General Economic Activity Ratio (Rasio Aktifitas Ekonomi Umum), rasio ini khusus untuk penduduk usia kerja, atau biasa disebut Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK adalah indikator yang biasa digunakan untuk menganalisa partisipasi angkatan kerja.
Rumus:
TPAK = X 100%
2) Age-Sex-Specific Activity Ratio adalah persentase angkatan kerja terhadap penduduk per kelompok umur dan jenis kelamin (age-sex group)
Rumus:
X 100%
Rasio ini menggambarkan partisipasi angkatan kerja pada tiap kelompok umur dan jenis kelamin. TPAK menurut kelompok umur biasanya memiliki pola huruf ”U” terbalik. Pada kelompok umur muda (15-24) tahun, TPAK cenderung rendah, karena pada usia ini mereka lebih banyak masuk kategori bukan angkatan kerja (sekolah). Begitu juga pada kelompok umur tua (diatas 65 tahun), TPAK rendah dikarenakan mereka masuk pada masa purnabakti(pensiun).Jika kita lihat perbandingan antar jenis kelamin, maka TPAK perempuan jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini kemungkinan di Indonesia, tanggung jawab mencari nafkah pada umumnya laki-laki, sehingga perempuan lebih sedikit masuk ke dalam angkatan kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar