Kamis, 14 November 2013

Interaksi Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Interaksi Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Beberapa Teori Ketenagakerjaan
Keseimbangan antara permintaan dan penawaran angkatan kerja akan terjadi apabila jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama dengan jumlah tenaga kerja yang diminta,
  
Jam Kerja dan Penggunaan Tenaga Kerja
 Kenaikan dalam jumlah penggunaan tenaga kerja yang diakibatkan oleh kenaikan jumlah permintaan dapat mengambil dua bentuk yang berbeda, suatu kenaikan dalam jumlah jam kerja yang dilaksanakan oleh sejumlah karyawan tertentu (misalnya, kerja lembur) atau alternatifnya, suatu kenaikan dalam jumlah karyawan di mana semua karyawan bekerja menurut standar minggu kerja.  Sebagaimana para majikan cenderung untuk menyesuaikan jam kerja rata-rata dalam jangka pendek.  Akan tetapi, dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan cenderung untuk menyesuaikan terhadap perubahan dalam permintaan tenaga kerja dengan cara menyesuaikan jumlah jam pekerja yang mereka pekerjakan.
Pengusaha dalam mengambil keputusan untuk menaikkan jumlah penggunaan tenaga kerja, tidak bersikap masa bodoh terhadap penambahan jumlah atau memperpanjang jangka waktu minggu kerja di kalangan karyawan yang ada, meskipun kedua pilihan itu terbuka baginya.  Berbagai faktor akan mempengaruhi keputusannya:
 Pertama, sedikit melebihi jangka waktu minggu kerja, maka efisiensi karyawan sudah mulai menurun sehingga seorang majikan tidak menghendaki adanya minggu kerja yang lebih panjang.
 Kedua, terhadap biaya “awal” yang substansial dalam penggunaan tenaga kerja.  Apabila seorang majikan mengambil keputusan untuk memperluas angkatan kerjanya, maka ia harus mengeluarkan biaya pengerahan tenaga kerja, skrining, dan latihan yang harus diterapkannya. 
  Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja
Elastisitas permintaan tenaga kerja yaitu persentase perubahan kesempatan kerja dalam jangka pendek karena perubahan satu persen tingkat upah.    
 Permintaan tenaga kerja diatas bersifat elastis karena memiliki elastisitas lebih dari satu dalam nilai absolut. Besar kecilnya elastisitas permintaan tergantung dari substitusi tenaga kerja dengan faktor produksi lain, elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan, proporsi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya produksi, dan elastisitas penawaran dari faktor produksi pelengkap lainnya.
Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor seperti pertanian, keuangan, perdagangan dan lain sebagainya. Tiap sektor mengalami laju pertumbuhan yang berbeda. Laju pertumbuhan yang berbeda tersebut mengakibatkan dua hal. Pertama, terdapat perbedaan laju peningkatan produktivitas kerja di masing-masing sektor. Kedua, secara berangsur-angsur  terjadi perubahan sektoral, baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun dalam kontribusinya terhadap pendapatan nasional. Perbedaan laju pertumbuhan pendapatan regional dan kesempatan kerja tersebut, juga menunjukkan perbedaan elastisitas masing-masing sektor untuk penyerapan tenaga kerja. Elastisitas kesempatan kerja (E) yaitu perbandingan laju pertumbuhan kesempatan kerja ∆N/N dengan laju pertumbuhan ekonomi ∆Y/Y. Elastisitas tersebut dapat dinyatakan untuk keseluruhan perekonomian atau masing-masing sektor atau subsektor.


Tabel elastisitas kesempatan kerja sektoral di Provinsi Jatim
(1993-2002)

Sektor
Pertumbuhan/tahun

Elastisitas
Juml TK (%)
PDRB (%)
Pertanian
0,818
0,910
0,898
Pertambangan
-0,715
2,512
-0,285
Industri
1,196
2,652
0,451
LGA (Listrik, Gas dan Air)
-0,457
5,429
-0,030
Konstruksi
1,628
-1,430
-1,139
Perdagangan
2,494
4,217
0,591
Komunikasi
3,852
6,878
0,560
Keuangan
5,992
0,586
10,227
Jasa
-0,338
1,966
-0,172
Jumlah
1,608
3,747
0,429
  PDRB : Produk Domestik Regional Bruto
  Jumlah TK : Jumlah Tenaga Kerja

Misalkan pertumbuhan jumlah tenaga kerja per tahun di Jatim tahun 1993-2002 adalah 1,608 dan pertumbuhan PDRB per tahun sebesar 3,747%. Berapa elastisitas kesempatan kerja secara keseluruhan?
                       


Artinya, apabila PDRB propinsi Jawa Timur bertambah satu persen, maka akan terjadi penciptaan kesempatan kerja sebesar 0,429 persen.
Konsep elastisitas ini dapat digunakan untuk meperkirakan pertambahan kesempatan kerja. Bila laju pertumbuhan kesempatan kerja adalah k, dan laju pertumbuhan PDRB adalah g maka laju pertumbuhan kesempatan kerja dapat dirumuskan:
                                    k = E x g
Faktor yang pengaruhi permintaan tenaga kerja

1. upah

Untuk menentukan upah bagi seorang pekerja bukanlah merupakan suatu persoalan yang mudah dan sederhana, karena menyangkut faktor-faktor yang sangat komlpeks dan dinamis, diantaranya menyangkut kesejahteraan para pekerja, kontinuitas dan perkembangan perusahaan dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut dapat berubah setiap saat, baik oleh alasan-alasan yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan, sesuai dengan perkembangan kondisi yang ada.





2. Output

Dalam pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang/jasa. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang.
Secara umum, nilai output setiap komoditi diperoleh dari hasil perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga produsen komoditi bersangkutan. Menurut sifatnya, output dibedakan atas dua jenis yaitu output utama dan output ikutan. Total output suatu subsektor merupakan penjumlahan dari nilai output utama dan ikutan dari seluruh komoditi ditambah dengan nilai pelengkapnya.
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Penekanan di sini adalah pada proses karena mengandung unsur perubahan dan indikator pertumbuhan ekonomi dilihat dalam kurun waktu yang cukup lama.
Faktor yang pengaruhi penawaran tenaga kerja

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja, diantaranya sebagai berikut:
Jumlah Penduduk 
Makin besar jumlah penduduk, makin banyak tenaga kerja yang tersedia baik untuk angkatan kerja atau bukan angkatan kerja dengan demikian jumlah penawaran tenaga kerja juga akan semakin besar.
 Struktur Umur
Penduduk Indonesia termasuk dalam struktur umur muda, ini dapat dilihat dan bentuk piramida penduduk Indonesia. Meskipun pertambahan penduduk dapat ditekan tetapi penawaran tenaga kerja semakin tinggi karena semakin banyaknya penduduk yang memasuki usia kerja, dengan demikian penawaran tenaga kerja juga akan bertambah.
Produktivitas
Produktivitas merupakan suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara output dan jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seseorang tenaga kerja yang tersedia. Secara umum produktivitas tenaga kerja merupakan fungsi daripada pendidikan, teknologi, dan ketrampilan. Semakin tinggi pendidikan atau ketrampilan tenaga kerja maka semakin meningkat produktivitas tenaga kerja.
Tingkat Upah
Secara teoritis, tingkat upah akan mempengaruhi jumlah penawaran tenaga kerja. Apabila tingkat upah naik, maka jumlah penawaran tenaga kerja akan meningkat dan sebaliknya. Hal ini dapat dibuktikan pada kurva penawaran tenaga kerja yang berslope positif.
Tingkat Pendapatan
Secara teoritis, apabila upah meningkat dengan asumsi jam kerja yang sama, maka pendapatan akan bertambah. Sehingga kita akan menjumpai ibu rumah tangga yang bekerja merasa tidak perlu lagi membantu suami untuk mencari nafkah, akibatnya tingkat partisipasi angkatan kerja akan berkurang, dengan demikian supply tenaga kerja yang efektif akan berkurang.
Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam menelaah penawaran tenaga kerja maka memasukkan kebijaksanaan pemerintah kedalamnya adalah sangat relevan. Kita misalkan kebijaksanaan pemerintah dalam hal wajib belajar 9 tahun akan mengurangi jumlah tenaga kerja, dan akan ada batas umur kerja menjadi lebih tinggi. Dengan demikian terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja.
Wanita yang Mengurus Rumah Tangga
Wanita yang mengurus rumah tangga tidak termasuk dalam angkatan kerja, tetapi mereka adalah tenaga kerja yang potensial yang sewaktu-waktu bisa memasuki pasar kerja. Dengan demikian semakin besar jumlah wanita yang mengurus rumah tangga maka penawaran tenaga kerja akan berkurang atau sebaliknya.
Penduduk yang Bersekolah
Sama dengan hal di atas penduduk yang bersekolah tidak termasuk dalam angkatan kerja tetapi mereka sewaktu-waktu dapat menjadi tenaga kerja yang potensial, dengan demikian semakin besar jumlah penduduk yang bersekolah berarti supply tenaga kerja akan berkurang. Oleh karena itu jumlah penduduk yang bersekolah perlu diperhitungkan untuk masa yang akan datang.
Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian dapat mendesak seseorang untuk bekerja memenuhi kebutuhannya, misalnya dalam satu keluarga harus bekerja semua apabila pendapatan suami tidak mencukupi kebutuhan keluarga, atau seorang mahasiswa yang tamat tidak mau bekerja karena perekonomian orang tua sangat memadai, atau seorang istri tidak perlu bekerja karena perekonomian suami sudah mencukupi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar