Interaksi Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Beberapa Teori Ketenagakerjaan
Keseimbangan antara permintaan dan penawaran angkatan kerja akan terjadi
apabila jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama dengan
jumlah tenaga kerja yang diminta,
Jam Kerja dan Penggunaan Tenaga Kerja
Kenaikan dalam jumlah penggunaan tenaga
kerja yang diakibatkan oleh kenaikan jumlah permintaan dapat mengambil dua
bentuk yang berbeda, suatu kenaikan dalam jumlah jam kerja yang dilaksanakan
oleh sejumlah karyawan tertentu (misalnya, kerja lembur) atau alternatifnya,
suatu kenaikan dalam jumlah karyawan di mana semua karyawan bekerja menurut
standar minggu kerja. Sebagaimana para
majikan cenderung untuk
menyesuaikan jam kerja rata-rata dalam jangka pendek. Akan tetapi, dalam jangka panjang
perusahaan-perusahaan cenderung untuk
menyesuaikan terhadap perubahan dalam permintaan tenaga kerja dengan cara
menyesuaikan jumlah jam pekerja yang mereka pekerjakan.
Pengusaha dalam mengambil keputusan untuk menaikkan
jumlah penggunaan tenaga kerja, tidak bersikap masa bodoh terhadap penambahan
jumlah atau memperpanjang jangka waktu minggu kerja di kalangan karyawan yang
ada, meskipun kedua pilihan itu terbuka baginya. Berbagai faktor akan mempengaruhi
keputusannya:
Pertama, sedikit melebihi jangka waktu
minggu kerja, maka efisiensi karyawan sudah mulai menurun sehingga seorang
majikan tidak menghendaki adanya minggu kerja yang lebih panjang.
Kedua, terhadap
biaya “awal” yang substansial dalam penggunaan tenaga kerja. Apabila seorang majikan mengambil keputusan
untuk memperluas angkatan kerjanya, maka ia harus mengeluarkan biaya pengerahan
tenaga kerja, skrining, dan latihan yang harus diterapkannya.
Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja
Elastisitas permintaan tenaga kerja yaitu
persentase perubahan kesempatan kerja dalam jangka pendek karena perubahan satu
persen tingkat upah.
Permintaan tenaga kerja diatas bersifat elastis
karena memiliki elastisitas lebih dari satu dalam nilai absolut. Besar kecilnya
elastisitas permintaan tergantung dari substitusi tenaga kerja dengan faktor
produksi lain, elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan, proporsi
biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya produksi, dan elastisitas penawaran
dari faktor produksi pelengkap lainnya.
Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di
berbagai sektor seperti pertanian, keuangan, perdagangan dan lain sebagainya.
Tiap sektor mengalami laju pertumbuhan yang berbeda. Laju pertumbuhan yang
berbeda tersebut mengakibatkan dua hal. Pertama, terdapat perbedaan laju
peningkatan produktivitas kerja di masing-masing sektor. Kedua, secara
berangsur-angsur terjadi perubahan sektoral, baik dalam penyerapan tenaga
kerja maupun dalam kontribusinya terhadap pendapatan nasional. Perbedaan laju
pertumbuhan pendapatan regional dan kesempatan kerja tersebut, juga menunjukkan
perbedaan elastisitas masing-masing sektor untuk penyerapan tenaga kerja.
Elastisitas kesempatan kerja (E) yaitu perbandingan laju pertumbuhan kesempatan
kerja ∆N/N dengan laju pertumbuhan ekonomi ∆Y/Y. Elastisitas tersebut dapat
dinyatakan untuk keseluruhan perekonomian atau masing-masing sektor atau
subsektor.
Tabel elastisitas kesempatan kerja sektoral di Provinsi Jatim
(1993-2002)
Sektor
|
Pertumbuhan/tahun
|
Elastisitas
|
|
Juml TK (%)
|
PDRB (%)
|
||
Pertanian
|
0,818
|
0,910
|
0,898
|
Pertambangan
|
-0,715
|
2,512
|
-0,285
|
Industri
|
1,196
|
2,652
|
0,451
|
LGA (Listrik, Gas dan Air)
|
-0,457
|
5,429
|
-0,030
|
Konstruksi
|
1,628
|
-1,430
|
-1,139
|
Perdagangan
|
2,494
|
4,217
|
0,591
|
Komunikasi
|
3,852
|
6,878
|
0,560
|
Keuangan
|
5,992
|
0,586
|
10,227
|
Jasa
|
-0,338
|
1,966
|
-0,172
|
Jumlah
|
1,608
|
3,747
|
0,429
|
PDRB : Produk Domestik
Regional Bruto
Jumlah TK :
Jumlah Tenaga Kerja
Misalkan pertumbuhan jumlah tenaga kerja per tahun
di Jatim tahun 1993-2002 adalah 1,608 dan pertumbuhan PDRB per tahun sebesar
3,747%. Berapa elastisitas kesempatan kerja secara keseluruhan?
Artinya, apabila PDRB propinsi Jawa Timur bertambah
satu persen, maka akan terjadi penciptaan kesempatan kerja sebesar 0,429
persen.
Konsep elastisitas ini dapat digunakan untuk
meperkirakan pertambahan kesempatan kerja. Bila laju pertumbuhan kesempatan
kerja adalah k, dan laju pertumbuhan PDRB adalah g maka laju pertumbuhan
kesempatan kerja dapat dirumuskan:
k = E x g
Faktor yang pengaruhi permintaan
tenaga kerja
1.
upah
Untuk menentukan upah bagi seorang pekerja
bukanlah merupakan suatu persoalan yang mudah dan sederhana, karena menyangkut
faktor-faktor yang sangat komlpeks dan dinamis, diantaranya menyangkut
kesejahteraan para pekerja, kontinuitas dan perkembangan perusahaan dan
sebagainya. Faktor-faktor tersebut dapat berubah setiap saat, baik oleh
alasan-alasan yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan,
sesuai dengan perkembangan kondisi yang ada.
2. Output
Dalam
pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang/jasa. Menurut Ilmu
Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa
atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang.
Secara umum, nilai output setiap
komoditi diperoleh dari hasil perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan
harga produsen komoditi bersangkutan. Menurut sifatnya, output dibedakan
atas dua jenis yaitu output utama dan output ikutan. Total output
suatu subsektor merupakan penjumlahan dari nilai output utama dan
ikutan dari seluruh komoditi ditambah dengan nilai pelengkapnya.
Pertumbuhan ekonomi merupakan
proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Penekanan di sini
adalah pada proses karena mengandung unsur perubahan dan indikator pertumbuhan
ekonomi dilihat dalam kurun waktu yang cukup lama.
Faktor yang pengaruhi penawaran tenaga
kerja
Banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja, diantaranya sebagai
berikut:
Jumlah Penduduk
Makin
besar jumlah penduduk, makin banyak tenaga kerja yang tersedia baik untuk
angkatan kerja atau bukan angkatan kerja dengan demikian jumlah penawaran
tenaga kerja juga akan semakin besar.
Struktur Umur
Penduduk
Indonesia termasuk dalam struktur umur muda, ini dapat dilihat dan bentuk
piramida penduduk Indonesia. Meskipun pertambahan penduduk dapat ditekan tetapi
penawaran tenaga kerja semakin tinggi karena semakin banyaknya penduduk yang
memasuki usia kerja, dengan demikian penawaran tenaga kerja juga akan
bertambah.
Produktivitas
Produktivitas
merupakan suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara output dan jam
kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seseorang tenaga kerja
yang tersedia. Secara umum produktivitas tenaga kerja merupakan fungsi daripada
pendidikan, teknologi, dan ketrampilan. Semakin tinggi pendidikan atau
ketrampilan tenaga kerja maka semakin meningkat produktivitas tenaga kerja.
Tingkat Upah
Secara
teoritis, tingkat upah akan mempengaruhi jumlah penawaran tenaga kerja. Apabila
tingkat upah naik, maka jumlah penawaran tenaga kerja akan meningkat dan
sebaliknya. Hal ini dapat dibuktikan pada kurva penawaran tenaga kerja yang
berslope positif.
Tingkat Pendapatan
Secara
teoritis, apabila upah meningkat dengan asumsi jam kerja yang sama, maka
pendapatan akan bertambah. Sehingga kita akan menjumpai ibu rumah tangga yang
bekerja merasa tidak perlu lagi membantu suami untuk mencari nafkah, akibatnya
tingkat partisipasi angkatan kerja akan berkurang, dengan demikian supply
tenaga kerja yang efektif akan berkurang.
Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam
menelaah penawaran tenaga kerja maka memasukkan kebijaksanaan pemerintah
kedalamnya adalah sangat relevan. Kita misalkan kebijaksanaan pemerintah dalam
hal wajib belajar 9 tahun akan mengurangi jumlah tenaga kerja, dan akan ada
batas umur kerja menjadi lebih tinggi. Dengan demikian terjadi pengurangan
jumlah tenaga kerja.
Wanita yang Mengurus Rumah Tangga
Wanita
yang mengurus rumah tangga tidak termasuk dalam angkatan kerja, tetapi mereka
adalah tenaga kerja yang potensial yang sewaktu-waktu bisa memasuki pasar
kerja. Dengan demikian semakin besar jumlah wanita yang mengurus rumah tangga
maka penawaran tenaga kerja akan berkurang atau sebaliknya.
Penduduk yang Bersekolah
Sama
dengan hal di atas penduduk yang bersekolah tidak termasuk dalam angkatan kerja
tetapi mereka sewaktu-waktu dapat menjadi tenaga kerja yang potensial, dengan
demikian semakin besar jumlah penduduk yang bersekolah berarti supply tenaga
kerja akan berkurang. Oleh karena itu jumlah penduduk yang bersekolah perlu
diperhitungkan untuk masa yang akan datang.
Keadaan Perekonomian
Keadaan
perekonomian dapat mendesak seseorang untuk bekerja memenuhi kebutuhannya,
misalnya dalam satu keluarga harus bekerja semua apabila pendapatan suami tidak
mencukupi kebutuhan keluarga, atau seorang mahasiswa yang tamat tidak mau
bekerja karena perekonomian orang tua sangat memadai, atau seorang istri tidak
perlu bekerja karena perekonomian suami sudah mencukupi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar